DAMAR SIGI merupakan hasil hutan non kayu, yang banyak
ditemukan di hutan Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Selama
ini, masyarakat memanfaatkan damar sigi untuk bahan vernis, bahan dasar pembuatan
perahu hingga dijadikan bahan pembungkus kabel.
Nilai Ekonomis Tinggi
Sebenarnya damar sigi merupakan getah dari senyawa polysacarida yang
dihasilkan pohon dari genus seperti hopea, balonocarpus, vatica, canoriurn dan
agathis yang selama ini tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian minimal 300
meter sampai 1.500 meter diatas permukaan laut. Kecuali untuk pohon dari genus
bornesis, yang dapat tumbuh di tanah berpasir di ketinggian 0-50 meter diatas
permukaan laut.
Menurut
sejarah, damar sigi merupakan produk
hutan non kayu yang diperdagangkan sebelum perang dunia kedua, dan memiliki nilai
ekonomis tinggi. Indonesia memiliki 115 spesies pohon dan tujuh di
antaranya menghasilkan damar sigi .
Dua
Macam Damar sigi
Ada dua macam damar sigi yang dikenal masyarakat umum, pertama adalah damar
sigi batu, yaitu
damar sigi bermutu rendah berwarna coklat kehitaman, yang
keluar dengan sendirinya dari pohon yang terluka. Gumpalan-gumpalan besar
yang jatuh dari kulit pohon dapat dikumpulkan dengan menggali tanah di
sekeliling pohon. Di seputar pohon-pohon penghasil yang tua biasanya
terdapat banyak sekali damar sigi batu.
Kedua, adalah damar sigi mata kucing, yaitu damar sigi yang bening atau
kekuningan yang bermutu tinggi, sebanding dengan kopal, yang dipanen dengan
cara melukai kulit pohon. Sekitar 40 spesies dari genus Shorea dan Hopea
menghasilkan damar sigi mata kucing, di antaranya yang terbaik
adalah Shorea javanica dan Hopea dryobalanoides. Rata-rata pohon
damar sigi tumbuh di hutan primer dengan tinggi ratarata
50 meter, dengan diameter dua meter.
Penyadapan
Damar sigi
Untuk mendapatkan getah damar sigi , dibutuhkan proses dan peralatan. Penyadapan damar
sigi dilakukan
dengan cara membuat beberapa buah lubang sadap pada batang pohon dalam bentuk
segitiga dan disusun secara vertikal (arah ke atas) maupun secara horisontal
(arah ke samping).
Tujuan dari penyadapan damar sigi adalah membuka saluran
damar sigi sehingga damar sigi keluar dari pohon.
Makin besar dan makin banyak jumlah lubang sadap, maka makin banyak jumlah damar
sigi yang keluar
dari batang pohon. Tetapi konsekuensinya, bila luka pohon terlalu banyak, maka
daya tumbuh pohon akan terganggu sehingga pohon hidup merana atau bahkan
menjadi tumbang.
Pohon damar sigi mulai disadap pada umur ±-20 tahun atau
apabila diameter batang telah mencapai 25 cm. Sebelum penyadapan dilaksanakan.
kulit batang pohon damar sigi yang akan disadap dibersihkan terlebih dahulu
dengan cara dikerik, agar di sekitar lubang sadap yang akan dibuat bebas dari
kotoran atau tatal kayu yang mungkin akan mengotori getah/resin yang keluar.
Teknik
Penyadapan
Setelah pembersihan kulit batang selesai, kemudian dilakukan
penyadapan yaitu dengan membuat luka/lubang berbentuk segitiga pada kulit
batang, dengan posisi lubang sadap pertama berada sekitar 50 cm di atas
permukaan tanah. Ukuran lebar lubang sadap pertama/ muda yang dibuat adalah
sekitar 3 cm (tergantung dari lebar mata pisau dari kapak parit yang digunakan)
dengan ke dalam setebal kulit batang atau sampai batas kambium (sekitar 2 – 2,5
cm).
Jumlah
lubang yang dibuat pada batang pohon yang baru pertama kali disadap
(diameter batang sekitar 25 cm) biasanya sebanyak 2 – 4 tempat yang disusun
berderet ke atas dalam satu jalur, dengan jarak antar luka sadap dalam jalur
vertikal sekitar 40 Cm.
Ukuran lebar lubang sadap akan bertambah besar seiring dengan
seringnya batang pohon disadap. Selain itu jumlah lubang dan jalur sadap
akan bertambah pula sejalan dengan bertambahnya ukuran diameter
batang pohon yang disadap. Jumlah jalur sadap pada pohon dengan
diameter batang 60 – 30 cm adalah sebanyak 4-5 buah, dengan jumlah lubang sadap
setiap jalur sebanyak 9 – 11 lubang.
Beberapa
saat setelah kulit batang disadap getah akan keluar, dan getah dibiarkan
mengalir dan terkumpul di dalam lubang sadap hingga mengering. Setelah getah damar
sigi mengering kemudian damar sigi dipanen/dikumpulkan.
Periode
Pemanenan
Periode pemanenan getah biasanya sekitar dua minggu sampai
satu bulan setelah penyadapan. Cara pemanenan atau pengumpulan getah dari
lubang sadap adalah dengan mengeluarkan/mengorek damar sigi dari lubang sadap
menggunakan kapak patil. Kemudian ditampung ke dalam tembilung. Setelah semua
getah dalam lubang sadap terkumpul dalam tembilung, lubang sadap dibersihkan
dari sisa-sisa getah yang mengering dan selanjutnya dilakukan pembaruan luka
sadap. Pembaruan luka sadap dilaksanakan dengan membuang atau menyayat beberapa
milimeter kulit batang dari tepi lubang sadap sebelumnya.
Pengumpulan getah dari lubang sedap yang tinggi (tidak
terjangkau lagi oleh tangan penyedap) dilakukan dengan cara memanjat pohon
dengan menggunakan bantuan alit yang dililitkan pada batang pohon dan tubuh
penyadap. Setelah semua damar sigi dalam satu pohon yang dipanen
tertampung dalam tembilung, kemudian dimasukkan ke dalam babalang untuk
selanjutnya diangkut ke tempat pengumpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar